Langsung ke konten utama

Cara-cara Untuk Melatih Otak Kanan

1.Humor
2.Permainan
3.Bercerita
4.Berkias (metaphor)
5.Kreatifitas
6.Visual
7.Musik
8.Intuisi
9.Sintesis
10.Empati
11.Keramahtamahan
12.Bersyukur
13.Pemaknaan hidup

Tip-tip umum

•Janganlah serius terus menerus; cobalah bermain, bergurau dan bercerita sebentar.

•Janganlah bekerja terus menerus; cobalah menikmati puisi sesekali.

•Janganlah menulis terus-terusan; cobalah menggambar sesekali.

•Janganlah berbusana dengan kombinasi warna yang itu-itu saja; cobalah berbusana dengan kombinasi warna yang lain.

•Janganlah membiarkan interior rumah begitu-begitu saja; cobalah menata ulang interior rumah.

•Janganlah menempuh jalan yang sama setiap hari; cobalah menempuh jalan yang berbeda.
•Janganlah sekedar memecahkan masalah lama; cobalah mencari tantangan baru.

•Jangan duduk terus di belakang meja; cobalah keluar ruangan sebentar.

•Janganlah bekerja terus sepanjang hari; cobalah melamun sebentar.

•Janganlah bekerja terus sepanjang hari; cobalah sisihkan waktu untuk beribadah.

•Janganlah bekerja terus selama seminggu; cobalah sisihkan waktu untuk bercumbu.

•Janganlah bekerja terus selama seminggu; cobalah sisihkan waktu untuk berenang.

•Janganlah bekerja terus sepanjang tahun; cobalah sisihkan waktu untuk berlibur.

•Jangan mandi begitu saja; cobalah mandi sambil bernyanyi.

•Janganlah beraktivitas begitu saja; cobalah beraktivitas sambil mendengarkan lagu.

•Janganlah memutuskan berdasarkan logika semata; cobalah mempertimbangkan intuisi.

•Janganlah memutuskan berdasarkan prinsip semata; cobalah pertimbangkan sikon.

•Janganlah terpaku menuntaskan tugas satu per satu; cobalah sesekali menuntaskan tugas sekaligus.

•Janganlah berpikir sepotong-sepotong; cobalah berpikir secara keseluruhan.

•Janganlah membaca majalah yang itu-itu saja; cobalah membaca majalah yang tidak relevan.

•Janganlah cuma memperhatikan alur cerita sinetron; cobalah memperhatikan pesan tersiratnya.

•Janganlah terus-terusan mengoleksi buku baru; cobalah mencari teman baru.

•Janganlah cuma membayar makanan sendiri; cobalah mentraktir teman sesekali.

•Janganlah cuma menumpuk keuntungan; cobalah memupuk hubungan.

•Janganlah cuma memohon; cobalah bersyukur.

•Janganlah cuma menjalani rutinitas hidup; cobalah merenungkan makna hidup.

Disadur dari buku 13 wasiat terlarang! Dahsyat dengan otak kanan, Ippho Santosa.

Seberapa berkembang otak kananmu? Cekidot!

Cari wajah orang di gambar ini.




Kalau kamu temuin kurang dalam waktu 3 detik, berarti otak kananmu berkembang lebih baik dari orang kebanyakan.

3 detik-1 menit, berarti otak kananmu berkembang normal.

Kalau kamu temuin gambar itu dalam waktu 1 menit sampai 3 menit, berarti otak kanan mu berkembang sedikit lebih lambat

Kalau kamu temuin gambar itu lebih lama dari 3 menit, berarti otak kanan mu berkembang secara lambat sekali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ah Garing!

Aku tidak lagi muda, tapi aku juga belum terlalu tua lho... sudah sejak lama aku memendam hasrat ingin menjadi penulis. Aku memang sering menulis. Tulisan-tulisanku umumnya adalah kejadian sehari-hari dalam hidupku. Semuanya konyol dan tak bermutu saat kubaca ulang. Oh God, aku merasa semakin putus harapan. Apa aku memang terlahir dengan bakat untuk menulis semua tulisan-tulisan tak berbobot sekaligus konyol plus tak layak dibaca.? Sungguh menyedihkan. Siapa nyana dibalik keseringanku menulis ini tak ada satupun tulisan yang bisa memberikanku kepercayaan diri untuk mempublikasikan setelah aku membacanya kembali. Atau sebaiknya semua tulisan yang aku buat tak usah dibaca lagi sehingga tidak menjatuhkan mentalku? Satu hal lagi yang paling bodoh adalah aku sering tidak menyelesaikan tulisanku. Bahkan mungkin tulisan kali inipun tak juga rampung. Tapi entahlah, sebenarnya tak bisa kukatakan entahlah karena semuanya tergantung padaku. Apa aku mau menyelesaikannya atau kutinggal saja sebelu...

MINAT FIKSI DI BULAN INI

Kata-kata tak dibuat, ia berkembang sendiri. Tiba-tiba tulisan itu menggema begitu saja di otakku. Kalimat itu memang kutipan dialog antara Anne dan Phill di buku ketiga seri Anne of Green Gables. Entah kapan tepatnya, aku semakin addict dengan novel klasik. Padahal genre metropop yang baru saja kutuntaskan tak kalah menarik. Tapi setelah menamatkan genre metropop tadi, tak ada keinginan kuat untuk mengulasnya, atau paling tidak untuk memikirkan sususan kalimatnya berulang kali, sebagaimana yang kurasakan setelah menuntaskan novel klasik. Aku tak ingat persis duduk di kelas berapa saat aku tergila-gila pada Tom Sawyer-nya Mark Twain. Buku itu dipinjamkan tetangga sebelah untuk kakak sulungku yang saat itu mengajar di sebuah tsanawiyah swasta yang baru buka. Buku yang sebenarnya milik pustaka sekolah negeri pertama di kampungku itu, masih dalam ejaan lama. Sampulnya menampilkan tiga bocah yang tak terlalu lucu. Salah satunya mengenakan celana over all dan kemeja putih yang l...

Perempuan Itu...

“Nda, barusan teman kantor Ayah telfon, katanya mau minta tolong…” si ayah tiba-tiba sudah di depan pintu begitu aku keluar dari kamar mandi. Dengan pakaian ‘dinas’-nya yang penuh peluh. Kami tadi baru dari farm. Aku meninggalkan mereka yang sedang melakukan anamnesa ternak karena sudah saatnya mandi sore. “Hm, ya… ” jawabku sambil menatapnya sejenak, pertanda menunggu kelanjutan ceritanya. “Ada anak perempuan yang diusir keluarganya karena pregnant diluar nikah. Sekarang sedang terkatung-katung, nggak tau harus kemana… ” “Astaghfirullah… ” “Yah, teman Ayah itu nanya, bisa ditampung sementara di sini, nggak?” Saat ini menjelang maghrib, yang terbayang dibenakku hanya seorang wanita dengan kondisi fisik dan psikis yang labil. “Ya, bawa aja dulu ke sini. Ntar bisa inap di kamar Irsa…” sebenarnya belum tuntas rasa kagetku. Raut wajah kami sama-sama prihatin. Tapi sepertinya kami benar-benar sibuk dengan pikiran masing-masing. Semacam bisikan kemelut antara pro dan kontra. “Ya...