Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

Berkunjung ke SOS Village

Mengunjungi SOS village kemarin menyisakan banyak rasa di benakku. Wah, ramainya. Lebih dari seratus anak dengan usia yang beragam. Dari seluruh daerah Aceh bahkan nusantara. Penghuninya sungguh beragam. SOS village merupakan Pusat pengasuhan yang berbasis kekeluargaan. Sebenarnya hampir sama dengan Pusat Pengasuhan dan Pembinaan Anak Muhammadiyah   (PPPAM) yang kami diami saat ini. Hanya saja SOS Village masih memiliki banyak staf, sementara kami tak punya staf khusus yang mendiami setiap rumah anak asuh.   PPPAM hanya memiliki relawan, bukan staf.   Sampai di SOS village sekitar jam 11.10, sebagian anak sedang menonton drama komedi lokal. Kami datang dengan anak-anak asuh, tapi ada lima anak yang tak ikut serta karena ada ujian   untuk mendapatkan beasiswa penuh kuliah di President University. Sebagian lagi belum menyiapkan pakaian sekolah untuk senin. Awalnya anak-anak kami khawatir tak bisa menyesuaikan diri. Satu hal yang aku perh

It's All About My English

Ini  memang bukan pengalaman pertama jadi guide dadakan. Pasca tsunami  aku juga pernah menemani volunteer dari Singapura sekira dua bulan lamanya. Mereka dari LSM West 2 Coast yang membantu rehabilitasi fasilitas umum di Aceh.  Beberapa tahun pasca tsunami, pernah juga bersama volunteer asal Thailand dalam rangka pengobatan massal hewan ternak di Siron, Aceh Besar. Baru-baru ini dengan  Medipeace dari Korea, sekitar sepuluh hari saja. Jujur, bahasa Inggris-ku masih harus diperbaiki di sana sini. Seumur-umur aku belum pernah mengambil kursus bahasa Inggris, autodidak. Ya, aku belajar dari lagu, film, dan buku. Of course ,  aku lemah di structure dan grammar . Tapi untuk conversation , aku sedikit banyak boleh diandalkan, ehm. Justru ketika aku coba merujuk ke kamus ‘keramat’ bagi pelajar bahasa Inggris, lawan bicaraku jadi bingung, ajib bukan? Ya, makanya kubilang sejak awal, my English is not well Sudah seminggu ini kami kedatangan tam

KARENA KARTINI MENULIS

Kartini yang mempunyai nama lengkap Raden Ajeng Kartini, merupakan anak dari seorang Wedono yang bernama RMAA Sosroningrat . Ia lahir pada tanggal   21 April tahun 1879 di Mayong, yang terletak 22 km sebelum masuk jantung  kota Jepara . Dibesarkan dilingkungan yang kental adat istiadat. Ketika itu wanita tidak dibenarkan mengenyam pendidikan setara dengan kaum pria. Kartini menamatkan sekolahnya di Europese Legere School. Ketika Kartini ingin melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi, ia terbentur dengan aturan. Apalagi mengingat ia adalah seorang priyayi yang sudah saatnya  menjalani pingitan menjelang hari pernikahan. Dalam kondisi yang tak lagi membiarkan dirinya memilih itu, Kartini menghabiskan waktu dengan membaca buku-buku yang didapatnya dari kakak-kakak dan ayahnya. Termasuk membaca surat kabar. Dari sana ia bisa mengetahui bahwa di Belanda, wanita bisa mendapatkan hak pendidikan yang sama dengan pria. Muncul keinginan kuat untuk bi

PLESTER MULUT

-->   Peristiwa menggelikan sekaligus memberi ibrah ini terjadi di pagi hari. Ketika kesibukanku sebagai ibu rumah tangga sejati berada di puncak klimaks. Yup! Pagi hari selalu begini, dimana aku menyiapkan banyak hal, disitu anak-anak, terutama si bungsu, meminta perhatian lebih. Sarapan sudah siap, tetapi tidak dengan beberes. Aku sedang menyiapkan Akib berangkat ke sekolah, sementara Biyya merengek terus-terusan. Biasa si ayah membawa Biyya ke kandang kelinci atau kandang kambing, tapi pagi ini berbeda. Biyya ogah ikut si ayah ke belakang. Jadilah aku seperti orang kebakaran jenggot pagi ini, ugh! “ Bunda jaat kali… ” Bunda jahat sekali, rengek Biyya lagi. “ Bunda dendoong… ” Bunda gendong, pintanya sambil terus berteriak. Sementara Akib  masih cas cis cus , asik dengan mobilan yang ia susun dari Lego. Hanya saat mood-nya baik ia mau berpakaian sendiri. Sebenarnya aku juga kehabisan akal mensiasati Akib untuk mandiri. Hari ini ia ban