Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2012

Menemukan Mu dan Mimpi Baru

Since I found you/ my life seems so brand new/ since I found you my life begin a new/Now who need to dreams when there is you/ for all my dreams come true/ since I found you Biarlah dikata lebay, tapi lirik lagu yang dipopulerkan penyanyi asal Cavite, Filipina itu mengena sekali. Siapa pula yang memerlukan mimpi ketika ia sudah terwujud? Semua yang dulu terasa amat besar, tiba-tiba terasa tak berarti lagi sejak kehadiran dia dan buah hati kami. Ya, tiba-tiba saja impian yang benderang dan menyilaukan dulu meredup dan nyaris padam. Tanpa kusadari, kini impian ‘ wanna round the world, make a journey, become a scientis, writing a thousand journal, etc ’, nyaris terlupakan. Yup, dulu aku terobsesi melihat ilmuwan. Minatku di bidang mikrobiologi. Ditemani mikroskop, cawan Petri, tabung reaksi, Pepton agar, colony counter, dan inkubator. Melakukan pewarnaan Gram. Mengamati jasad renik, menikmati warna lugol yang dicerap coccus Gram negatif, dan gentian ungu di bakteri Gram positif

Curhat Jalan Raya

BUKAN SEMBARANG CURHAT Judul Buku : “CURHAT” JALAN RAYA Penulis : Iva Avianty dkk. Penerbit : Leutika, Yogyakarta, 2010 Harga : Rp 39.000 Tebal : ± 209 hal Kalau ada orang datang ke rumah Anda kemudian curhat tentang polemik keluarga atau kebisingan para tetangga, itu sih, sudah biasa. Tetapi, kalau ada sekumpulan orang yang ngerumpi tentang keadaan jalan raya, baru kita anggap sesuatu yang luar biasa. 30 kisah yang dirangkum dalam buku “Curhat” Jalan Raya ini, bercerita seputar keluh kesah pengguna jalan raya. Mulai dari menghadapi tingkah unik para pengamen, supir angkot, angkot yang super duper unik, polisi Lantas yang mendadak berubah jadi ‘preman berseragam’, jalan raya yang multifungsi alias suka berubah jadi pasar kaget, tempat parkir, Tempat Pembuangan Akhir, sampai jalan raya yang menjadi lokasi konvoi brutal para penganar jenazah di Makassar. Cerita yang disajikan para kontributor dengan berbagai macam gaya menulis ini, setidaknya bisa menjadi gambaran bur

Cara-cara Untuk Melatih Otak Kanan

1.Humor 2.Permainan 3.Bercerita 4.Berkias (metaphor) 5.Kreatifitas 6.Visual 7.Musik 8.Intuisi 9.Sintesis 10.Empati 11.Keramahtamahan 12.Bersyukur 13.Pemaknaan hidup Tip-tip umum •Janganlah serius terus menerus; cobalah bermain, bergurau dan bercerita sebentar. •Janganlah bekerja terus menerus; cobalah menikmati puisi sesekali. •Janganlah menulis terus-terusan; cobalah menggambar sesekali. •Janganlah berbusana dengan kombinasi warna yang itu-itu saja; cobalah berbusana dengan kombinasi warna yang lain. •Janganlah membiarkan interior rumah begitu-begitu saja; cobalah menata ulang interior rumah. •Janganlah menempuh jalan yang sama setiap hari; cobalah menempuh jalan yang berbeda. •Janganlah sekedar memecahkan masalah lama; cobalah mencari tantangan baru. •Jangan duduk terus di belakang meja; cobalah keluar ruangan sebentar. •Janganlah bekerja terus sepanjang hari; cobalah melamun sebentar. •Janganlah bekerja terus sepanjang hari; cobalah sisihkan waktu u

MENGUNGKAP BERJUTA MAKNA IBU

Judul: Ibuku Adalah... Penulis: Jazim Naira Chand, dkk. Penerbit: LeutikaPrio Tebal: 136 Halaman Cetakan I, Februari 2011 Ibu, tiga huruf yang kerap menghujani banyak inspirasi. Lambang ketulusan kasih sayang yang murni dan tak bertepi. Dari rahimnya terlahir orang-orang hebat penggebrak dunia. Tiada keraguan, Ibu seolah bidadari yang diwujudkan ke bumi. Untuk ibu lah para anggota Grup Untuk Shabat ini, mengumpulkan beragam bentuk tulisan yang kemudian dibukukan oleh LeutikaPrio. Sebuah penerbitan berlini indie yang sedang populer hari ini. Beberapa cerita dan puisi di dalamnya membawa kita kembali merasakan hangatnya belaian sang bunda. Mengenang jasa-jasanya yang tak mungkin berbalas. Mengingat perjuangannya yang panjang sejak kita mulai menggelitikkan kaki mungil, hingga berpijak kokoh di atas bumi. Semua tak lepas dari andilnya. Beragam karakter ibu, berlain pula cara mengungkap cinta terhadap anak-anaknya. Namun semuanya mmpunyai tujuan yang mulia, tak ada seora

Ala Chef Bunda :D

Naaah, perfomence-nya udah lumayan ok, kan? (nggak pede bilang enak) :D "Waaaw, sedapnya..." komen Akib waktu ngeliat ini. Ya, ya, ya... bagi anak kecil, yang penting tampilannya dulu. Tapi kalau capcay hao hao begini, kan, nggak susyeh. Kalau hari gini Bunda belum bisa buat yang enak.. TERLALU! kata Haji Roma :D Yang ini bekal buat ke skul :) Tring! dibantuin Akib mendekor-nya

Perempuan Itu...

“Nda, barusan teman kantor Ayah telfon, katanya mau minta tolong…” si ayah tiba-tiba sudah di depan pintu begitu aku keluar dari kamar mandi. Dengan pakaian ‘dinas’-nya yang penuh peluh. Kami tadi baru dari farm. Aku meninggalkan mereka yang sedang melakukan anamnesa ternak karena sudah saatnya mandi sore. “Hm, ya… ” jawabku sambil menatapnya sejenak, pertanda menunggu kelanjutan ceritanya. “Ada anak perempuan yang diusir keluarganya karena pregnant diluar nikah. Sekarang sedang terkatung-katung, nggak tau harus kemana… ” “Astaghfirullah… ” “Yah, teman Ayah itu nanya, bisa ditampung sementara di sini, nggak?” Saat ini menjelang maghrib, yang terbayang dibenakku hanya seorang wanita dengan kondisi fisik dan psikis yang labil. “Ya, bawa aja dulu ke sini. Ntar bisa inap di kamar Irsa…” sebenarnya belum tuntas rasa kagetku. Raut wajah kami sama-sama prihatin. Tapi sepertinya kami benar-benar sibuk dengan pikiran masing-masing. Semacam bisikan kemelut antara pro dan kontra. “Ya

Serba Serbi Mahasiswa FKG

Judul Buku : Dentistory, Bukan Cerita Dokter Gigi Biasa Penerbit : Leutika, 2011 Penulis : Lia Indra Andriana Tebal : XVI + 199 hlm. Buku ini ber-genre catatan harian. Lebih spesifik lagi, catatan harian seorang mahasisiswi Fakultas Kedokteran Gigi. Selain tentang FKG, serba-serbi peristiwa yang dialami penulis juga dituangkan di sini. Buku ini serupa sayur asam yang berbagai macam rasa dan warnanya, tapi karena dituliskan oleh seorang calon dokter gigi, maka cerita lebih banyak di seputaran gigi dan kawan-kawannya. Gaya bertutur yang datar seperti sedang mendengar si penulis bercerita pada kita, dan kita sebagai pembaca dituntut untuk menjadi ‘pendengar budiman’. Penulis bercerita bagaimana rasanya menjadi dirinya, seorang calon dokter gigi. Banyak hal-hal baru yang berkenaan dengan profesi dokter gigi, yang bila kita tak berkecimpung di dalamnya, maka kita tak akan pernah tahu apa yang dilakukan dan bagaimana rasanya mengalaminya. Bagaimana sulitnya mencari calon pa