Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2010

“MISS CANTIK”

“MISS CANTIK” “Oahm...!” Ups! Bukannya baca ta’awudz, aku malah ‘ber-oam-ria’ bangun pagi ini. Hmm, pagi yang cerah dan tentu saja indah seperti biasanya. Aku akan memulai rutinitas super profesiku. Yup, Profesi full time mother yang entah sampai kapan bisa kunikmati ini, harus benar-benar dimanfaatkan. “TADA..! Ayuk, bangun abang, hari ini pergi cepat ke sekolah, kan?” Aku menowel pipi Akib sepintas lalu dan mulai menyiapkan sarapan pagi. Menyalakan dispenser untuk membuatkan kopi susu si Ayah. Si Ayah yang baru kembali dari masjid langsung menggantikanku mengemong si bungsu Biyya. Biyya selalu lebih awal bangunnya ketimbang bunyi alarm clock di hape kami. Padahal jam wekernya sudah sengaja dimatikan supaya nggak menganggu tidurnya, tapi sama saja. Just like usual, aku dan Ayah anak-anak kembali mengobrol ringan sambil sarapan. Soalnya semalam si Ayah telat pulang, jadi kami tidak bisa mengobrol agak lama menjelang tidur. Keburu diserang kantuk! “Ada Miss baru di sekolah Akib”

TESTIMONI ITU

Bergabung di sebuah organisasi kepenulisan adalah cita-citaku sejak tsanawiyah. Aku memang sedikit suka menulis (menulis diari, tentunya) sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Diari pertamaku waktu kelas tiga SD kunamakan ‘Theodore’, entah bagaimana nasibnya sekarang. Begitu lamanya kupendam hasrat menjadi anggota sebuah forum menulis. Niat utamaku, supaya bisa belajar menulis. Tidak sampai terpikir sebuah keharusan agar tulisanku dapat di- publish di media, atau bahkan keharusan menelurkan banyak buku. Apatah lagi sampai berpikir menjadikan menulis sebagai mata pencaharian, atau paling tidak membuatku sedikit ‘punya nama’ alias tenar. Sekali lagi, bukan. Aku benar-benar ingin belajar menulis, belajar berbagi membuat sebuah tulisan yang layak baca, berbagi penglaman hidup dengan menulis, dan ingin mendengar proses kreatif langsung dari seorang penulis sungguhan. Bukan dari buku-buku tips menulis dan sejenisnya. Maka, sewaktu datang kesempatan emas, ketika ada perekrutan kader di

KOMENTAR YUGA :)

“Waah, Kakak...! udah lama banget nggak ketemu, apa kabar nih? Aih, kok kurus amat, sih?” Yuga surprise campur pangling melihatku. “Iya, nih, kurusan..., masih menyusui si bungsu” Jawabku sambil membalas hangat pelukannya, tidak lupa cipaka-cipiki juga. “Apa kegiatan sekarang, Kak? Udah kerja dimana?” “Ya, kerja di rumah, Dek. Ibu Rumah Tangga” Jawabku dengan maksud sedikit ‘bangga’ (astaghfirullah...:D). Kontan mimik wajah Yuga berubah 180 derajat. Mata beloknya yang indah mengerjap, bibir mungilnya terbuka sedikit sambil berujar, “Lho?” Sedikit beku situasi saat itu, tapi hanya beberapa detik. Sebab lengkung senyum tetap sumringah di wajahku. Yuga melanjutkan “Iya, ya...capek bener ya, Kak, jadi Ibu Rumah Tangga. Memasak, menyuci, bersih-bersih rumah, ngepel juga. Ngurusin kain, terus....” “Ups, yang Yuga bilang barusan, tuh, pekerjaan pembantu rumah tangga.” Potongku sekenanya. “Owh, jadi Kakak ada pembantu, ya?” Masih dengan senyum yang sama aku menimpali “Nggak ada pembantu

MENCARI LELAKI PENYAYANG

Menaggapi curhat seorang teman SD, tentang mantan suaminya yang berbanding terbalik dengan lelaki impiannya. Mantan suaminya bukan saja tak romantis, tapi sangat acuh padanya. Tertutup untuk masalah pekerjaannya dan sedikitpun tak ingin melibatkan istrinya dalam kegiatan kerjanya, juga tertutup untuk masalah keuangan. Dia sama sekali tak mengenal teman-teman mantan suaminya, yang saat itu masih menjadi suaminya. Dengan suaminya sendiri dia sama sekali tak sejalan dalam mengarahkan dan mendidik anak-anaknya. Lebih sedih lagi, berbagai aktivitasnya buat mengembangkan diri, sering dimentahkan. Kalaupun tidak dihalangi, didukung hanya setengah hati. Banyak hal lain yang memiriskan hati, semua itu ada pada mantan suaminya. Yang tidak ada hanyalah KDRT fisik, tapi KDRT batin kerap mewarnai harinya selama hidup bersama. Kesimpulan yang dapat kuambil adalah, mantan suaminya itu bukan “lelaki penyayang”. Kemungkinan besar itulah yang membuat hidupnya terasa remuk dan rumah tangganya tak berta

Menapak Bumi, Menggapai Ridha Allah

Menjelang sore di panti asuhan Muhammadiyah Sibreh. Suasana lembab, matahari malu-malu menampakkan diri, sementara sisa gemuruh setelah hujan masih terdengar sayup. “Happily never after” sendu mengalun. Sore ini ingin rehat sejenak sambil menyeruput secangkir teh tubruk aroma melati yang diseduh dengan air panas, uapnya mengepulkan aroma melati yang khas. Melewati tengah malam, masih di panti asuhan Muhammadiyah Sibreh. Pekat malam ditingkahi riuh rendah suara jangkrik, alam yang selalu bertasbih siang dan malam tak kenal waktu, semakin menegaskan kebenaran postulat itu. Allah itu ada, kebenaran yang tak terbantahkan, yakin ataupun tak percaya sekalipun, Dia tetap saja ada. Setiap rehat jari ini mencoba kembali menari diatas kibor qwerty, setiap itu pula banyak sekali tantangannya, jelas waktu yang kupunya serasa tak cukup jika dibandingkan dengan begitu banyaknya hal yang ingin kukerjakan. Ingin mengerjakan ini dan itu, sementara pekerjaan lain sudah merengek ingin dijamah pula, hm

Ah Garing!

Aku tidak lagi muda, tapi aku juga belum terlalu tua lho... sudah sejak lama aku memendam hasrat ingin menjadi penulis. Aku memang sering menulis. Tulisan-tulisanku umumnya adalah kejadian sehari-hari dalam hidupku. Semuanya konyol dan tak bermutu saat kubaca ulang. Oh God, aku merasa semakin putus harapan. Apa aku memang terlahir dengan bakat untuk menulis semua tulisan-tulisan tak berbobot sekaligus konyol plus tak layak dibaca.? Sungguh menyedihkan. Siapa nyana dibalik keseringanku menulis ini tak ada satupun tulisan yang bisa memberikanku kepercayaan diri untuk mempublikasikan setelah aku membacanya kembali. Atau sebaiknya semua tulisan yang aku buat tak usah dibaca lagi sehingga tidak menjatuhkan mentalku? Satu hal lagi yang paling bodoh adalah aku sering tidak menyelesaikan tulisanku. Bahkan mungkin tulisan kali inipun tak juga rampung. Tapi entahlah, sebenarnya tak bisa kukatakan entahlah karena semuanya tergantung padaku. Apa aku mau menyelesaikannya atau kutinggal saja sebelu

Menyusui pun Butuh Bantuan Ayah

MENYUSUI merupakan proses belajar. Bukan hanya bagi ibu, tetapi juga bayi dan anggota keluarga lainnya, termasuk ayah. Diperlukan hubungan pola menyusui tripartit antara ayah, ibu, dan bayi. Hal ini terbukti dari hasil disertasi Strategic Roles of Fathers in Optimizing Breastfeeding Practices: A Study in an Urban Setting of Jakarta yang dilakukan Ir. Judhiastuty Februhartanty, MSc, untuk meraih program doktor di FKUI. Hasil disertasi dengan nilai judisium cum laude dipaparkan Januari lalu di FKUI dengan promotor Prof. DR. Rulina Suradi, Sp.A(K), IBCLC. Penelitian tersebut melibatkan 536 pasangan suami-istri yang punya bayi berusia 0-6 bulan di enam wilayah Jakarta Selatan. Responden adalah ibu rumah tangga yang secara umum terlihat sehat dan tinggal dalam satu rumah dengan ayah kandung bayi, ibu pernah menyusui, dan ibu melahirkan bayi tunggal cukup bulan melalui persalinan normal. Peran ayah ditentukan berdasarkan tindakan ayah selama masa kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan i

Monster kecil

Anakku dan sepupunya yang usianya terpaut enam bulan, adalah dua monster kecil yang selalu saja membuat setiap orang didekatnya menjerit histeris. Bukan karena sangking kompaknya mengerjai orang lain, tapi betapa kreatifnya mereka dalam hal mencari celah untuk diperselisihkan, untuk menjadi rebutan dan yang pastinya membuat keributan yang akan membuat setiap orang menjerit kaget. Seorang anak yang sedang dalam usia terrible two dan yang seorang lagi melewati usia tiga tahunan. Luar biasa keributan yang mereka ciptakan setiap hari. Anakku bisa bermain dengan durasi yang cukup panjang dengan teman-temannya semasa diseputar komplek rumah kami dulu, lalu saat kami pindah rumahpun, ada tiga orang anak yang hampir setiap sore mampir ke rumah untuk bermain, memang timing bermainnya hanya sore hari menjelang maghrib, saat sudah makan dan tidur siang, kemudian mandi dan minum susu sore. Lalu saat ini ketika pulang ke kampunghalamanku, kerjanya hanya bermain dengan sepupu-sepupunya dari pagi hi