Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

CARE

            Mungkin di mata banyak orang kamu adalah seekor anjing lokal yang sama sekali tak istimewa, dengan bulu putih hitam sebagaimana anjing kampung kebanyakan. Tapi bagiku kamu adalah sahabat sejati, kamu adalah anjing pertama - dan mungkin terakhir - yang pernah aku miliki. Walau tidak semua mengerti , tapi pasti ada yang ta h u kalau aku sangat menyayangimu, selalu ingin memperlakukanmu dengan baik, seperti yang kamu selalu berikan padaku . Kamu selalu memberikan yang terbaik buatku, tuanmu saat itu.             Seperti yang sudah pernah aku katakan padamu disaat akhirnya aku harus mencarikan tuan baru untukmu, sekali lagi , maafkan aku . Bukan berarti dengan begitu mudah aku membuangmu . Ada yang harus kamu tahu, m embiarkanmu terus berada di sampingku , menjadi sahabat selamanya hingga maut menjemputmu , adalah sebuah polemik dalam kehidupanku. Bagaimanapun yang kuingat adalah kenangan indah bersamamu . Kamu memberikan sejuta sensasi lain dalam hari-h

Tentang Saya Hari Ini (Menulis Bersama Murid-murid)

Tiba-tiba saya menjadi orang yang paling melankolis hari ini. Sakit kurang dari seminggu agaknya banyak mengubah mood saya. Ah, entahlah. Banyak yang mengatakan paling nikmat itu adalah menjadi diri sendiri. Tapi terkadang begitu banyak muncul makhluk-makhluk lain yang berbicara di kepala saya, mendadak saya ingin berganti wujud menjadi pribadi lain yang bukan diri saya. Terdengar menarik bukan? Tentu saja menarik andai kalian tahu bagaimana caranya. Paling tidak, tahu apa yang harus dilakukan tanpa dipandang gila oleh orang lain. Kubaeri tahu sedikit caranya. Diam saja, jangan beritahu mereka kalau kalian sedang berubah menjadi sosok orang lain. Mulailah menyalakan   komputer atau mengambil pena dan kertas. Menulislah. Biarkan imajinasi lepas bebas walau sejenak, nikmatlah. Maka petualangan akan segera dimulai. Siapa, di mana, sedang apa dan bagaimana. Semuanya akan terjadi di hamparan selembar kertas.   Banyak kisah yang akan terjadi dan semuanya atas kehendak saya. Saya

MINAT FIKSI DI BULAN INI

Kata-kata tak dibuat, ia berkembang sendiri. Tiba-tiba tulisan itu menggema begitu saja di otakku. Kalimat itu memang kutipan dialog antara Anne dan Phill di buku ketiga seri Anne of Green Gables. Entah kapan tepatnya, aku semakin addict dengan novel klasik. Padahal genre metropop yang baru saja kutuntaskan tak kalah menarik. Tapi setelah menamatkan genre metropop tadi, tak ada keinginan kuat untuk mengulasnya, atau paling tidak untuk memikirkan sususan kalimatnya berulang kali, sebagaimana yang kurasakan setelah menuntaskan novel klasik. Aku tak ingat persis duduk di kelas berapa saat aku tergila-gila pada Tom Sawyer-nya Mark Twain. Buku itu dipinjamkan tetangga sebelah untuk kakak sulungku yang saat itu mengajar di sebuah tsanawiyah swasta yang baru buka. Buku yang sebenarnya milik pustaka sekolah negeri pertama di kampungku itu, masih dalam ejaan lama. Sampulnya menampilkan tiga bocah yang tak terlalu lucu. Salah satunya mengenakan celana over all dan kemeja putih yang l

Stanza untuk Mbak Herni

Burung gereja itu ramai lagi. Setelah dua minggu mudik, dua hari yang lalu kami kembali ke rumah Sibreh. Burung gereja itu begitu hebohnya. Saling bercanda, bercericit-ria, mencoba mengais sisa nasi di tong sampah kecil dapur kami. Padahal sepanjang dua hari belakangan , burung gereja sepi menengger. Mungkin mereka belum ta h u kalau kami, penghuni rumah ini , sudah kembali. Burung gereja itu heboh lagi. Segerombolan kecil yang pernah mengagetkan Mba k Herni, tamu kami. Sama, aku pun awalnya terkejut melihat satu atau tiga ekor burung yang punya nama latin Sturnus sp . ini. “Eh, ada burung di dalam rumah!” Mba k Herni memeki k kecil, padahal waktu itu kami sedang membicarakan hal lain. Banyak hal, sampai aku lupa tema apa yang sedang kami bahas saat itu. Senyumku mengembang. Bukankah kita baru beberapa hari bersua? Burung gereja itu datang lagi, bersama selaksa rasa. Sebenarnya aku hanya ingin berkata, aku sedikit rindu menyapamu. Teman, apa kabar? Kamu, kelua

My Life Goes Unpredicatably

I don’t  mean Biyya and Akib bother me, but before, I tought I cannot do  more about something I like. I should give up forget doing something interesting and fun. Searching for my exact talent, trying something new, hanging out with my friends, etc. I think life should be usefull, because we never know about the future. We never know when we will die.  Until now, I’ve just tried to do the best. I thought I’ve got it. I’ve got happiness and satisfaction. Since I had little family, I should change my destination and my dreams. I used to think about how to get happiness for my self only. But now, I should thinking about how to do the best for my children and my husband and how to get happiness  for all of my family. Sometimes life goes like unpredicatably, it goes as I’ve never thought before. My heart may tell me “ It’s not the one I wished before. I didn’t mean this one before. ” But only God knows the best, what we can do is trying to do the best. Not all of what we wish

12nd February 2012

                                                                                                                                            I left the beef after mixed it with seasoning and other ingridients. My friends asked me why I didn’t come to writing club last  week. So I think it’s better go to there today and tell them why. About the Bulgogi, I can trust the children fry and let Jihyeon look after them. It was rainy but not so heavy. I remembered that I didn’t have lunch yet. I tried to find a cafeteria and took lunch for 15 minutes. It wa so crowded at the city. Many people came from their villages to follow long march to declaration ceremony of one of candidate for this election. I finished my lunch and tried to take a bus, but many buses were used for people who joined the ceremony. They rent some buses so I couldn’t stop them for me. I threw away my times about 30 minutes, trying  to kill the time by reading a book. One bus just passed away. Oh My Allah! So I cl

10th February 2012

Something was wrong in hard ware of my laptop. So it should be brought to another service center where has more complements. We should change it into the new one. So sad, that’s all my fault. For the next time I’ll try to be more careful not to put some water around my laptop. About my friend, I met her at her training center. She has work at BKKBN’s office. We were talking for one hour and I prepared to pick up Akib. I asked her to stay although only one night at my house, but she couldn’t cause she should go back on Sunday. She must arrive by Monday to going to work again. Yes, I can understand about her circumstance. I just said good bye to her and meet again at other chance.

2nd February 2012

Last night I couldn’t sleep well. So, this morning I felt so bad cause I was sleepless. I think Biyya doesn’t feel so good. Actually she got a cold since yesterday. I have so many works to be done. Also my home work is waiting for being finished and I’m getting exhausted and have headache. Hope it could be better for this long day. It’s not my life cycle to take a rest during the day. I usually try to have quality time to rest at night.

RASA RINDU YANG MULAI ASING

Kurasakan kerinduan itu di ubun-ubunku. Ah, sudah lama rasanya aku tak menulis. Walau sekedar tumpahkan rasa yang terkadang tak terlalu penting. Seperti saat ini, ketika aku terlalu rindu mengenang sesustau yang indah. Tapi kenapa terasa perih? Aneh. Aku rindu teman kecilku itu, yang jika ditarik segaris benang merah antara kami, sebenarnya ia masih keponakanku. Banyak yang bilang kami mirip. Padahal sama sekali tidak, menurutku. Hanya saja kami memiliki perawakan yang tak terlalu berbeda. Apa lagi hampir setiap tahun kami dibelikan baju yang sama untuk hari lebaran, warna saja yang berbeda. Kami banyak menghabiskan waktu bersama. Masa kecil yang menyenangkan hingga kuliah di semester-semester awal. Kami dekat, sangat dekat. Sekarang entah hanya karena sebab sepele, komunikasi yang tak lagi rutin dijalin, hubungan kami merenggang. Aku nyaris tak mendengar kabarnya dalam setengah tahun, ah, mungkin dalam sembilan tahun ini! Kalaupun ada, jaraaang sekali, rasanya sangat asing da

Punya boyfriend o’on? Gimana jadinya, ya? (Resensi My 5tup1d Boyfr13nd)

Apa jadinya kalo seorang anggota geng Kupu-kupu Beracun dari Bukit Utara punya pacar o’on?   Seperti   kata Bella, salah satu anggota geng, “ini bukan soal tampang, tapi otak dan kelakuan. Aku tetap enggak bisa nerima ada cowok yang menyangka Lee Min Ho itu nama presiden Korea. Terus, nganggap Andy Lau itu anggota F4! ” Tapi nasi udah jadi lontong, mending langsung disantap sebelum keburu basi! Yup, Kiran tetap nekat backstreet dengan Ivan, tetangga depan rumahnya itu. Ini bermula dari keisengannya bikin status Facebook, “siapa yang mo bawain cokelat? Kalo cowok, aku jadiin boyfr13nd. Kalo cewek, aku jadiin pembokat magang.” Mulai pagi itu, Kiran menggondol status sebagai pacar Ivan. Walau status keanggotaannya di geng Kupu-kupu Beracun dari Bukit Utara terancam DO, Kiran tetap bertahan demi tiket keliling Eropa yang dijanjikan Opah Ivan, setelah tau akhirnya Ivan bisa memutus kutukan jomblo sampai usia 30 tahun di keluarga mereka. TADAAA…! Dimulai lah kekonyolan itu, mu

KHAJU DAN SEPERCIK RINDU

Membelah jalanan di jembatan Lamnyong selepas isya memberiku securah nuansa lain , sekaligus sontak menghenyak diriku betapa ajaibnya sang waktu ! Setahun sudah berlalu . Sekitar pertengahan Maret lalu kami melintasi jalan yang sama dengan setumpuk barang bertimpuk di bagasi mobil. Malam itu kami pindah ke Sibreh.             Rumah Kajhu, kampus Unsyiah, warung kopi di sepanjang jalan Lingke- Lamnyong, klinik Hartini, cafe Mbak Moel, pustaka wilayah, masjid Prada, day care Bunda, adalah tempat yang kerap kami sambangi di sela-sela perjalanan pulang. Tak ketinggalan komplek perumahan dosen Unsyiah di Blang Krueng.             Rehat di Atjeh Kupi atau Mr. Black cafe, menikmati secangkir sanger atau kopi soda dan Wi-fi gratis. Lalu, beberapa botol   teh Sosro kesukaan anak kami, Akib. Berakhir pekan di Mbak Moel cafe, selepas zuhur langsung ke sebelahnya. Buku-buku pustaka dan ruang baca yang nyaman menanti kami. Khusus minggu , kami tidak berpindah ke ruang lain,

Akib dan Biyya

Berkunjung ke SOS Village

Mengunjungi SOS village kemarin menyisakan banyak rasa di benakku. Wah, ramainya. Lebih dari seratus anak dengan usia yang beragam. Dari seluruh daerah Aceh bahkan nusantara. Penghuninya sungguh beragam. SOS village merupakan Pusat pengasuhan yang berbasis kekeluargaan. Sebenarnya hampir sama dengan Pusat Pengasuhan dan Pembinaan Anak Muhammadiyah   (PPPAM) yang kami diami saat ini. Hanya saja SOS Village masih memiliki banyak staf, sementara kami tak punya staf khusus yang mendiami setiap rumah anak asuh.   PPPAM hanya memiliki relawan, bukan staf.   Sampai di SOS village sekitar jam 11.10, sebagian anak sedang menonton drama komedi lokal. Kami datang dengan anak-anak asuh, tapi ada lima anak yang tak ikut serta karena ada ujian   untuk mendapatkan beasiswa penuh kuliah di President University. Sebagian lagi belum menyiapkan pakaian sekolah untuk senin. Awalnya anak-anak kami khawatir tak bisa menyesuaikan diri. Satu hal yang aku perh