Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 12, 2012

Stanza untuk Mbak Herni

Burung gereja itu ramai lagi. Setelah dua minggu mudik, dua hari yang lalu kami kembali ke rumah Sibreh. Burung gereja itu begitu hebohnya. Saling bercanda, bercericit-ria, mencoba mengais sisa nasi di tong sampah kecil dapur kami. Padahal sepanjang dua hari belakangan , burung gereja sepi menengger. Mungkin mereka belum ta h u kalau kami, penghuni rumah ini , sudah kembali. Burung gereja itu heboh lagi. Segerombolan kecil yang pernah mengagetkan Mba k Herni, tamu kami. Sama, aku pun awalnya terkejut melihat satu atau tiga ekor burung yang punya nama latin Sturnus sp . ini. “Eh, ada burung di dalam rumah!” Mba k Herni memeki k kecil, padahal waktu itu kami sedang membicarakan hal lain. Banyak hal, sampai aku lupa tema apa yang sedang kami bahas saat itu. Senyumku mengembang. Bukankah kita baru beberapa hari bersua? Burung gereja itu datang lagi, bersama selaksa rasa. Sebenarnya aku hanya ingin berkata, aku sedikit rindu menyapamu. Teman, apa kabar? Kamu, kelua