Aku tidak lagi muda, tapi aku juga belum terlalu tua lho... sudah sejak lama aku memendam hasrat ingin menjadi penulis. Aku memang sering menulis. Tulisan-tulisanku umumnya adalah kejadian sehari-hari dalam hidupku. Semuanya konyol dan tak bermutu saat kubaca ulang.
Oh God, aku merasa semakin putus harapan. Apa aku memang terlahir dengan bakat untuk menulis semua tulisan-tulisan tak berbobot sekaligus konyol plus tak layak dibaca.?
Sungguh menyedihkan. Siapa nyana dibalik keseringanku menulis ini tak ada satupun tulisan yang bisa memberikanku kepercayaan diri untuk mempublikasikan setelah aku membacanya kembali. Atau sebaiknya semua tulisan yang aku buat tak usah dibaca lagi sehingga tidak menjatuhkan mentalku?
Satu hal lagi yang paling bodoh adalah aku sering tidak menyelesaikan tulisanku. Bahkan mungkin tulisan kali inipun tak juga rampung. Tapi entahlah, sebenarnya tak bisa kukatakan entahlah karena semuanya tergantung padaku. Apa aku mau menyelesaikannya atau kutinggal saja sebelum semuanya selesai. Intinya kemauan diri sendiri juga. Tapi itulah konyolnya, aku tidak tau apa yang menjadi kemaunku, hehe, sidikit gila.
Ah tapi siapa bilang begitu, terkadang aku memang tidak bisa merampungkannya karena panggilan profesi mulia selaku lbu RT, telah memanggilku. Wah banyak sekali yang harus dikerjakan. Belum selesai yang satu, maka yang lainnya sudah memanggil, hmm...atau ilmu manajemenku yang kurang mumpuni. Atau otak yang kurang cerdas, atau pikiran yang kurang diasah? Atau gabungan semuanya? Oh Tuhan, ini musibah namanya.
Tunggu!! Satu point lagi yang tak kalah menyebalkan. Aku kerap kehilangan ide di tengah-tengah tulisanku. Yang sering aku dengar dari para penulis adalah “ide mengalir begitu saja, apa lagi kalau sudah memulainya (menulis).”
Aku justrru kerap kehilangan ide setelah aku memulainya. Contohnya, ya, seperti saat ini. Sumpah, aku hampir saja mau menghentikan semuanya karena sejenak tadi aku kehabisan ide. Seperti saat ini ni, ya saat ini, tak ada ide apapun yang terlintas.
Nah saat ini saja, aku sudah kebingungan nih! Sumpah, aku bingung banget mau nulis apa lagi. Kalau mau bukti nih, lihat saja bahasaku mulai kacau dan tak karuan, tapi jari-jari ini terus saja menari-nari menyentuh kibor qwerty di depanku. Karena apa coba? Yah karena anakku masih tidur, makan malam sudah siap, setrikaan sudah rapi, rumah sudah beres.
Mungkinkah karena itu? Lagi-lagi aku juga tak begitu paham, sebentar ya aku akan mencoba men save tulisan ini, tolong jangan terka apapun, apalagi mengatakan kalau aku mulai kehabisan bahan tulisan, karena terkaan itu benar adanya....
Oh God, aku merasa semakin putus harapan. Apa aku memang terlahir dengan bakat untuk menulis semua tulisan-tulisan tak berbobot sekaligus konyol plus tak layak dibaca.?
Sungguh menyedihkan. Siapa nyana dibalik keseringanku menulis ini tak ada satupun tulisan yang bisa memberikanku kepercayaan diri untuk mempublikasikan setelah aku membacanya kembali. Atau sebaiknya semua tulisan yang aku buat tak usah dibaca lagi sehingga tidak menjatuhkan mentalku?
Satu hal lagi yang paling bodoh adalah aku sering tidak menyelesaikan tulisanku. Bahkan mungkin tulisan kali inipun tak juga rampung. Tapi entahlah, sebenarnya tak bisa kukatakan entahlah karena semuanya tergantung padaku. Apa aku mau menyelesaikannya atau kutinggal saja sebelum semuanya selesai. Intinya kemauan diri sendiri juga. Tapi itulah konyolnya, aku tidak tau apa yang menjadi kemaunku, hehe, sidikit gila.
Ah tapi siapa bilang begitu, terkadang aku memang tidak bisa merampungkannya karena panggilan profesi mulia selaku lbu RT, telah memanggilku. Wah banyak sekali yang harus dikerjakan. Belum selesai yang satu, maka yang lainnya sudah memanggil, hmm...atau ilmu manajemenku yang kurang mumpuni. Atau otak yang kurang cerdas, atau pikiran yang kurang diasah? Atau gabungan semuanya? Oh Tuhan, ini musibah namanya.
Tunggu!! Satu point lagi yang tak kalah menyebalkan. Aku kerap kehilangan ide di tengah-tengah tulisanku. Yang sering aku dengar dari para penulis adalah “ide mengalir begitu saja, apa lagi kalau sudah memulainya (menulis).”
Aku justrru kerap kehilangan ide setelah aku memulainya. Contohnya, ya, seperti saat ini. Sumpah, aku hampir saja mau menghentikan semuanya karena sejenak tadi aku kehabisan ide. Seperti saat ini ni, ya saat ini, tak ada ide apapun yang terlintas.
Nah saat ini saja, aku sudah kebingungan nih! Sumpah, aku bingung banget mau nulis apa lagi. Kalau mau bukti nih, lihat saja bahasaku mulai kacau dan tak karuan, tapi jari-jari ini terus saja menari-nari menyentuh kibor qwerty di depanku. Karena apa coba? Yah karena anakku masih tidur, makan malam sudah siap, setrikaan sudah rapi, rumah sudah beres.
Mungkinkah karena itu? Lagi-lagi aku juga tak begitu paham, sebentar ya aku akan mencoba men save tulisan ini, tolong jangan terka apapun, apalagi mengatakan kalau aku mulai kehabisan bahan tulisan, karena terkaan itu benar adanya....
Komentar
Posting Komentar